Total Tayangan Halaman

Minggu, 13 Juli 2014

Mengenang 23 Januari 2014 di UPI

Rembug Nasonal Guru TIK 2014
Semenjak kurikulum 2013 disahkan, nasib guru-guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi tak menentu. Alasannya sudah jelas, guru-guru TIK tidak akan mengajar komputer lagi di sekolah-sekolah karena mata pelajaran TIK ditiadakan. Persoalan inipun tentu menjadi perhatian program studi (Prodi) Ilmu Komputer dan Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang berada di bawah naungan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) UPI.


Usai mengikuti acara Rembug Nasional Guru TIK dengan tema “Reposisi TIK dan Guru TIK di Sekolah dalam Penguatan Implementasi Kurikulum 2013” di Gedung FPMIPA UPI, Kamis (23/1/14), Pembantu Dekan II FPMIPA UPI Wawan Setiawan, yang sekaligus menjadi koordinator kegiatan tersebut mengatakan, akibat ditiadakannya mata pelajaran TIK di sekolah membuat para guru TIK kebingungan. “Mereka mau melakukan apa setelah mata pelajaran TIK ditiadakan, kemungkinan mereka hanya akan ditempatkan di laboratorium komputer,” ujar Wawan Setiawan.
Rembug Nasional Guru TIK ini menghadirkan Ketua AGMP TIK PGRI Jawa Barat Firman Oktora, Ketua MGMP TIK Kota Bandung Wuryanto, Konsultan Peningkatan Mutu SMP Didi Teguh Chandra, dan Sekjen Dewan TIK Nasional dan APTIKOM Zaenal Hasibuan. Mereka memaparkan persoalan TIK dalam kurikulum 2013 sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mencari solusi bagi nasib guru-guru TIK kedepannya.
Meski menghadapi persoalan tersebut, kata Wawan Setiawan, posisi guru TIK harus tetap diperjuangkan. Ia berharap, dengan perjuangan yang akan dilakukan oleh para guru TIK, mata pelajaran tersebut bisa masuk pada perubahan kurikulum selanjutnya. “Mungkin nanti namanya bukan TIK, yang penting masih berkaitan dengan ilmu komputer,” tuturnya.
Dari rembug tersebut, menghasilkan beberapa kesepakatan. Salah satunya mereka sepakat bahwa Information technology (IT) merupakan tulang punggung pengelolaan pendidikan dan pengajaran. “Peran IT menjadi bagian dari lingkungan pendidikan dan pembelajaran,” ujar Wawan Setiawan.
Rembug itu juga menghasilkan tiga rekomendasi. Pertama, meningkatkan
dinamika perkembangan TIK. Kedua, menjadi leader dalam layanan TIK di sekolah. Ketiga, melakukan kajian akademik TIK untuk masuk dalam kurikulum. Melalui rembug itu juga, para guru TIK sepakat untuk membentuk Asosiasi Guru TIK Nasional. “Melalui asosiasi ini, aspirasi para guru TIK bisa tertampung,” tegas Wawan Setiawan.(Rdn)
sumber: http://fpmipa.upi.edu/berita/Guru-TIK-Bentuk-Asosiasi-Guru-TIK-Nasional-di-FPMIPA-UPI/0000159.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar